Senin, 15 Agustus 2011

Kerajaan Semut


             Baris berbaris, tiada henti, membentuk suatu garis. Sekitar dua bulan lalu aku mengamati sudah. Mereka betah muncul di hadapanku. Suatu makhluk panutan semua orang. Namun belakangan ini, rasa sebal menghinggapiku pada makhluk berkaki enam itu. Bagaimana tidak, setiap hari ada saja semut lalu lalang di hadapanku, dari semut biasa, semut api, sampai semut yang berbau tidak enak itu, ada. Aku berpikir, sepertinya ada kerajaan semut di bawah rumahku. Dan yang membuat lebih tidak bisa ditolerir lagi, kadang mereka tak hanya merayap di tembok atau lantai atau meja makan, namun juga kulit saya juga menjadi media rayapan mereka. Tak hanya numpang lewat, ternyata banyak semut yang mampir sebentar untuk menggigit kulitku. Buset dah. Apa mungkin kulitku memang berasa manis atau mereka hanya sekedar gemes padaku? Hmm mungkin gemes bukan kata yang cocok, mungkin mereka agek seloo (nggak ada kerjaan).
                Kakiku menjadi saksi bisu keganasan semut-semut itu. Mungkin mereka marah lalu dengan sengaja menusukkan giginya di kulitku, karena aku menginjak barisan mereka saat aku lewat. Oke, kalian terlalu kecil dan aku terburu-buru, maafkan. Bekas gigitan itu membuatku tidak nyaman, garuk sana garuk sini. Huh, kapan musim ‘semut keluar’ ini akan berakhir, tanyaku dalam hati. Aku percaya pada cerita adikku, adit, dulu dia pernah bercerita tentang pengalaman live in nya di sebuah vihara. Dia bercerita, pada bulan atau musim tertentu, kalau tidak salah juni juli, bikku-bikku melakukan aksi berdiam diri di dalam rumah mereka, aksi mereka ini dikarenakan pada bulan atau musim itu adalah musim semut keluar liang. Para bikku tidak ingin sengaja ataupun tidak sengaja menginjak mereka para semut, karena walau bagaimana pun semut adalah makhluk hidup yang jga punya hak untuk hidup. Yah..itu yang ku percaya, musim semut keluar.
                Namun, menginjak agustus, mengapa pasukan semut ini masih terus merayap berjamaah, itu yang membuatku heran. Dan satu lagi, sebenarnya apa makanan semut?benarkah sesuatu yang manis, seperti yang ada di mindset semua orang selama ini? Pertanyaan ini muncul karena pernah aku menangkap basah, mereka (pasukan semut) sedang berjamaah mengangkat bangkai cicak. Terlihat mereka susah payah mengangkatnya. Aku penasaran, mau diapakan bangkai cicak itu, masuk liang pasti juga tidak muat, dan kalau muat, apa mau dimakan?hahahaa. Kadang aku berpikir, saking semangatnya bergotong royong, semua-semua yang memungkinkan untuk mereka angkat, mereka angkat pastinya. Mungkin kalau manusia bilang, lapar mata. Hahaa ternyata di dunia semut ada juga yang namanya lapar mata. Pikiran konyolku saat ini adalah aku takut sewaktu-waktu saat aku tidur, mereka diam-diam bergotong royong mengangkatku. Ratusan semut, atau bahkan ribuan semut. Saking banyaknya semut-semut berbaris dan banyak mengangkat sesuatu yang tidak penting. Semut oh semut, eh jangan-jangan ada sebuah kerajaan semut di bawah rumahku?!